Pada tanggal 25 Januari 2016, tim SABDA yang terdiri dari Ody, Mbak Evie, dan saya sendiri berangkat untuk mengikuti acara Youth Mission Conference di Semarang. Kami berangkat bersama teman-teman dari STT Berita Hidup menggunakan bus umum. Setelah perjalanan selama 3,5 jam, kami tiba di lokasi dan langsung membuka booth SABDA di samping ruang pertemuan utama acara YMC. Kali ini, kami mengikuti acara ini bukan hanya untuk membuka booth SABDA, tetapi sebagai salah satu fasilitator dan peserta. Sebagai fasilitator, kami mendapatkan kesempatan untuk membagikan materi tentang Misi dan Teknologi kepada seluruh peserta YMC yang hadir. Ody, yang menjadi fasilitator mewakili tim SABDA, memaparkan tentang perkembangan teknologi saat ini yang semakin cepat. Pada zaman kebangkitan gereja, gerejalah yang menjadi pengguna pertama teknologi terbaru, seperti mesin cetak pertama oleh Guttenberg, gerejalah yang menggunakannya pertama kali untuk mencetak Alkitab. Sekarang, apakah gereja masih tanggap terhadap perkembangan teknologi dan menggunakannya dengan cepat untuk menyebarkan Kabar Baik? Atau, gereja justru tertinggal, bahkan cenderung menutup diri terhadap perkembangan teknologi? Pada kesempatan ini, kami menantang anak-anak muda untuk menjadi duta-duta Kristus di era teknologi ini. Mereka harus menggunakan gawai dan segala kegiatan online mereka untuk kemuliaan nama Tuhan.
Selain sesi dari SABDA, ada sesi-sesi lain juga, seperti pembahasan mengenai "tentmaker", Etnografi, bagaimana menggunakan sosial media secara bijak untuk pelayanan misi, sharing dari pelayanan yayasan misi yang lain, dan beberapa kelas kapita selekta yang dapat dipilih sesuai dengan minat peserta. Acara ini dihadiri oleh banyak anak muda dari berbagai daerah sekitar. Mulai dari Solo, Pati, Boyolali, dan Semarang. Pada acara tersebut, banyak peserta yang datang ke booth SABDA untuk mengambil bahan-bahan pelayanan yang telah disediakan. Kami berharap setiap bahan yang telah diambil oleh peserta (Alkitab audio, traktat, DVD Bahan pelayanan serta SD Card 16 GB) dapat membantu mereka dalam menyebarkan firman Tuhan. Banyak relasi baru yang juga kami dapatkan untuk saling mendukung dalam pelayanan misi bersama.
Satu kegiatan yang menarik dalam acara ini adalah terjun langsung ke beberapa lokasi untuk melakukan penginjilan. Sebagai peserta, kami bertiga juga harus mengikuti pelayanan ini. Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk mengunjungi area-area yang berbeda di Semarang. Saya bersyukur bisa mengikuti kegiatan penginjilan ini karena saya bisa merasakan hati Bapa yang penuh belas kasihan terhadap mereka yang belum pernah mendengar tentang Yesus. Entah keberanian dari mana yang memampukan saya untuk menceritakan tentang Yesus kepada beberapa orang yang saya temui. Saya yakin, itu adalah pertolongan Roh Kudus. Saya juga sempat membagikan traktat Hatiku Rumah Kristus dalam acara penginjilan tersebut. Selain kegiatan penginjilan ini, sebuah materi mengenai "Keuangan dan Misi" menolong saya untuk merenungkan apakah berkat yang Tuhan berikan kepada saya selama ini sudah menjadi benih untuk ditabur dalam ladang pelayanan Tuhan, atau berkat tersebut hanya menjadi roti untuk saya makan sendiri. Berita tentang Kabar Baik bukan hanya kasih karunia dari Tuhan untuk kita nikmati sendiri, melainkan juga merupakan berita yang harus ditaburkan kepada hati setiap orang yang belum mendengarnya. Selamat bermisi, Tuhan Yesus memberkati.