Oleh: Liza
Akhirnya, hari itu datang, 8 Agustus 2018.
Hari terakhir saya di Solo dan di SABDA. SABDA adalah tempat kerja pertama saya, di tim ITS SABDA, mulai November 2015. Dalam 2 tahun 9 bulan ini, saya belajar banyak hal. Saya mengalami pertumbuhan jasmani maupun rohani, mulai dari skill, hardskill, maupun softskill. Banyak training yang diberikan di internal SABDA maupun training di luar kantor. Saya juga mendapat kesempatan untuk ikut Hackchaton - Code for The Kingdom di Jakarta. Wah, ini pengalaman yang tidak akan saya lupakan. Dalam 3 hari 2 malam, orang-orang berkumpul dengan satu tujuan, mengembangkan ide maupun aplikasi seputar kekristenan. Begadang 2 malam untuk coding, bertemu dengan orang-orang yang punya ide-ide kreatif. Pengalaman lainnya adalah membantu membimbing teman-teman magang di tim ITS SABDA. Mereka mengerjakan proyek-proyek yang belum pernah saya kerjakan. Ini membuat saya ikut belajar bersama mereka. Mulai dari digital media library, elastic search, interlinear, dan sebagainya. Proyek yang mengesankan yang saya kerjakan adalah SABDA Bot. Saya bersama tim ITS mengembangkan chatbot di aplikasi chatting Telegram, Facebook, dan LINE. Namun yang paling up to date adalah di Telegram. Dengan SABDA Bot, kita bisa membaca Alkitab, membaca renungan, dan PA chatting dengan robot ini.
Saya juga belajar tentang berelasi dan kemampuan public speaking. Staf-staf di SABDA banyak dilatih kemampuan public speaking-nya melalui training maupun kesempatan menyampaikan presentasi di roadshow atau acara-acara SABDA. Selain itu, sejak 2016, SABDA memulai gerakan AYO_PA!. Gerakan ini untuk mengajak masyarakat Kristen Indonesia menyadari pentingnya pendalaman Alkitab secara pribadi maupun kelompok. Khususnya untuk generasi Z, bagaimana menggunakan gadget untuk belajar firman Tuhan. Karena itu, SABDA banyak mengadakan roadshow #Ayo_PA! ke gereja-gereja maupun sekolah. Saya bersyukur mendapat kesempatan mengikuti beberapa roadshow SABDA, baik di dalam maupun luar pulau Jawa. Pada saat roadshow, saya melihat realita bagaimana software, aplikasi, dan bahan-bahan SABDA sangat mendatangkan manfaat bagi masyarakat Kristen Indonesia. Prinsip unik di SABDA adalah agile -- fleksibel. Tetap merencanakan, tetapi juga fleksibel jika diperlukan perubahan atau penyesuaian. Ketika roadshow, kadang ada hal-hal di luar harapan yang terjadi. Saat itulah, kita ditantang untuk memiliki akal lain dalam mengatasi masalah. Tidak hanya di roadshow, tetapi juga dalam pengerjaan proyek-proyek di SABDA.
Di SABDA juga ada PA kelompok kecil. Bahan yang digunakan beragam. Yang paling berkesan adalah bahan dari Renungan Oswald Chambers. Selain itu, ada juga renungan dari Jesus Freak. Melihat kisah hidup orang-orang yang teguh memegang imannya pada Yesus, bahkan jika mereka harus mengakhiri hidupnya. Saya sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan belajar dan melayani di sini.
Kalau ditanya hal apa yang akan saya rindukan? Jawabannya banyak sekali. Pertama, Thanksgiving day. Ya, saat Thanksgiving day, SABDA punya acara khusus. Thanksgiving day biasanya jatuh pada Kamis terakhir November. Di sini, kita diingatkan untuk mengucap syukur atas apa yang Tuhan sudah kerjakan dalam hidup kita meskipun pada hari biasa kita juga sudah bersyukur. Selain itu, yang menyenangkan adalah setelah persekutuan, ada makan bersama. Menunya harusnya kalkun, tetapi karena di Indonesia susah sekali mencarinya, maka diganti ayam. Ayamnya disajikan dengan mash potato dan salad. Ya, saya suka sekali menu ini. Biasanya dimasak oleh Bu Yulia sendiri bersama Bu Reso. Saya juga akan kangen sekali dengan masakan ibu-ibu dapur SABDA. Ada Bu Reso, Bu Dikem, Bu Ros, dan Bu Tiwi. Mereka yang bertugas memberi gizi untuk stat-staf SABDA walaupun dengan sajian yang sederhana. Tidak lupa juga, ada tiga anjing kesayangan: Snoopy, Chika, dan Chiko. Melihat tingkah mereka adalah hiburan tersendiri buat saya, yang adalah pecinta anjing.
Saya juga tinggal di mess SABDA. Saya pasti sangat merindukan keseharian di mess, bersama teman-teman mess maupun sendiri. Yang saya lakukan pada waktu senggang biasanya adalah ke perpustakaan, main musik: piano atau gitar. Yang tidak kalah penting adalah komunitasnya. Kebersamaan yang tidak sebentar ini membuat saya merasa feeling home. Kalau boleh mengutip kalimat Dominic Toretto di film Fast and Furious 7, "I don't have friends, I got family". Saya sangat bersyukur untuk keberadaan teman-teman SABDA semuanya.
Akhir kata, terima kasih untuk SABDA, saya sudah boleh menjadi bagian dari keluarga SABDA dan terima kasih untuk SABDA yang sudah menjadi bagian dari proses hidup saya. Saya juga minta maaf karena pasti ada perkataan dan perbuatan saya yang tidak berkenan selama saya di sini. Secara khusus, saya berterima kasih kepada Bu Yulia, Pemimpin SABDA, dan Mas Hadi, Koordinator tim ITS. Terima kasih atas setiap bimbingan, nasihat, teguran yang sudah diberikan. Itu semua sangat berarti bagi saya. Tuhan tidak akan membawa kita sampai sejauh ini jika hanya untuk meninggalkan kita. Kalimat ini pertama kali saya dengar ketika bergumul di semester akhir kuliah saya. Saya percaya hal ini juga berlaku untuk SABDA. Tuhan sudah memberi banyak kesempatan sampai saat ini, Tuhan juga sudah memimpin dan menyertai SABDA sampai saat ini, pasti Tuhan akan terus melanjutkan pekerjaan-Nya melalui SABDA. Hudson Taylor mengatakan, "God's work done in God's way will never lack God's supply". Pekerjaan Tuhan yang dilakukan dengan cara Tuhan tidak akan pernah kekurangan penyertaan Tuhan. Tetap semangat #IT4GOD!. Tuhan yang hidup menyertai kita semua. Soli Deo gloria.